Minggu, 02 Juni 2024

Entry 2 - Manusia dan Agama

 Tanggal Pertemuan: 20 Februari 2024

Pertemuan dimulai dengan satu pertanyaan: Bisakah Manusia Hidup Tanpa Agama?

Menurut penulis, jawaban atas pertanyaan ini sangat bergantung dengan definisi pribadi atas bagian dari hidup yang seperti apa. 

Manusia dalam Al-Qur'an dibagi menjadi dua:

Secara Basyar dan secara Insan:
1. Basyar: terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakkan sesuatu dengan baik dan indah. Menunjuk kepada proses kejadian manusia dengan tahapan-tahapannya sehingga mencapai tahap kedewasaan.

2. Insan: terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga, yang membedakan satu orang dengan yang lainnya akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan 


Manusia Menurut Tokoh Dunia:

Sokrates mendekati manusia sebagai individu, sementara Plato melihat manusia dari sudut kehidupan sosial dan politiknya.

Kalau menurut Sastrapratedja, manusia adalah makhluk yang historis

Comte mengatakan bahwa “mengenal diri adalah mengenal sejarah”, manusia tidak cukup apabila hanya dilihat dari sudut fisika, kimia, dan biologi saja.

Menurut Ernst Cassirer: manusia tidak dapat didefinisikan berdasarkan sifat metafisik dan fisiknya. Ciri utama manusia terletak pada karyanya.


Bahan Penciptaan Manusia:

1. Unsur Materi (QS. As-Sajadah 7-8)

الَّذِيْٓ اَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهٗ وَبَدَاَ خَلْقَ الْاِنْسَانِ مِنْ طِيْنٍ ۝٧           
                     ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهٗ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ مَّاۤءٍ مَّهِيْنٍۚ  ۝٨ 
"Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah," dan "kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)."

2. Unsur Non Materi (QS. As-Sajadah: 9, Al-Isra: 175, Al-Qadr: 4)

ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْن۝٩                           
"Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)-nya. Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani untukmu. Sedikit sekali kamu bersyukur." (As-Sajadah ayat 9)


                             وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱلَّذِىٓ ءَاتَيْنَٰهُ ءَايَٰتِنَا فَٱنسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَكَانَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ   
 
"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat." (Al-Araf ayat 175)


تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan." (Al-Qadr ayat 4)


Teori Tentang Agama

1. Edward B. Tylor (1832-1917). Teori Aminisme dan Evolusi Agama.
Tiga tahap perkembangan evolusi agama dari animistik, politeistik, ke monoteistik.

2. J.G. Frazer (1854-1941). Teori Magis.
Magis adalah tindakan manusia untuk mencapai suatu maksud melalui kekuatan gaib yang ada di alam.

3. Emile Durkheim (1859--). Teori Sentimen Kemasyarakatan.
Agama muncul karena adanya getaran jiwa yang berupa rasa cinta terhadap masyarakatnya. Totem merupakan benda-benda keramat sebagai lambang suatu masyarakat.

4. Andrew Lang (1844-1912). Teori 'Ur Monoteisme'
Keyakinan adanya dewa tertinggi yang dipandang sebagai pencipta alam, penjaga ketertiban alam dan kesusilaan.


Agama dalam Terminologi Islam
1. Kekalahan dan penyerahan diri pada pihak yang lebih berkuasa
2. Ketaatan penghambatan bagi pihak yang lemah kepada pihak yang punya kuasa
3. Undang-undang hukum pidana, perdata dan peraturan yang berlaku dan ditaati
4. Peradilan, perhitungan atau pertanggung jawaban, pembalasan, vonis dan sebagainya.

Unsur-Unsur Agama:

1. Emosi Keagamaan
2. Upacara Keagamaan
3. Tempat dan Peralatan Peribadatan
4. Kelompok Penganut
5. Sistem Keyakinan

Fungsi Agama:

1.Agama menyajikan dukungan moral dan sarana emosional, pelipur lara, dan rekonsiliasi di saat manusia menghadapi ketidakpastian dan frustasi.
2. Agama menyajikan sarana hubungan transendental melalui amal ibadat, yang menimbulkan rasa damai dan identitas baru yang menyegarkan
3. Agama memberikan standar nilai untuk mengkaji ulang nilai-nilai
4. Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi dan mensucikan nilai dan norma masyarakat
5. Agama memberikan status atau identitas baru dalam pertumbuhan dan siklus perkembangan individual melalui berbagai krisis rites. 




0 komentar:

Posting Komentar